Selama periode terhitung mulai dari tanggal 21 Januari 2022 hingga tanggal 6 Februari 2022, pihak Kemenkes telah merilis data kumulatif terkait perkembangan pasien covid 19.
Bersumber pada data yang dimiliki oleh pihak Kemenkes (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia) tersebut, dari jumlah secara keseluruhan 36.885 pasien terkonfirmasi positif covid 19 yang telah mendapatkan perawatan di rumah sakit, setidaknya 30 persen atau sekitar 11.210 pasien ternyata merupakan pasien tanpa gejala. Kemudian sebanyak 40 persen atau sekitar 14.923 pasien ternyata memiliki gejala ringan.
Jumlah pasien yang masih mendapatkan perawatan masih ada sekitar 15.292 dan jumlah pasien yang sudah dikabarkan sembuh sekitar 21.237. Untuk pasien yang meninggal dunia sebanyak 356 orang.
Yang cukup mencengangkan adalah data kematian dengan dominasi 56 persen justru berasal dari kelompok non lansia. Sedangkan sisanya 46 persen baru berasal dari kelompok lansia. Ternyata setelah data tersebut dibreak down lebih detail, dari kelompok non lansia didominasi oleh pasien yang belum melakukan vaksinasi dengan persentase 69 persen dan kelompok yang sudah menerima vaksinasi sebanyak 31 persen.
Data tersebut juga menunjukkan setidaknya ada 58 persen kelompok non lansia juga tidak memiliki komorbid (penyakit penyerta). Sedangkan kelompok non lansia berkomorbid ada 42 persen. Kesimpulan yang bisa diambil dari break down data tersebut adalah vaksinasi. Orang yang tak berkomorbid memiliki resiko tinggi kematian karena tak menerima vaksinasi sama sekali. Sedangkan mereka yang tak berkomorbid dan sudah menerima vaksinasi, hanya merasakan gejala ringan atau bahkan tak menunjukkan adanya gejala sama sekali (OTG).
Vaksinasi Masih Menjadi Tren Positif dalam Mencegah Omicron
Banyak data yang menunjukkan bahwa orang yang sudah melakukan vaksinasi lengkap hingga vaksin booster, jika sampai terpapar oleh virus covid 19, kebanyakan dari mereka justru tanpa gejala atau bergejala ringan saja.
Berbeda jika belum mendapatkan vaksin sama sekali, kelompok non lansia tanpa komorbid pun bisa berujung dengan kematian. Ini artinya varian baru omicron tak bisa dianggap remeh, apalagi bagi mereka yang belum menerima vaksin sama sekali.
Bagi yang sampai saat ini masih belum menerima vaksin, disarankan untuk segera datang ke pusat layanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan informasi seputar jadwal vaksinasi. Mulai dari vaksin dosis pertama, vaksin dosis kedua hingga vaksin booster. Vaksin dosis pertama dan vaksin dosis kedua, disarankan berjarak setidaknya 1 bulan. Sedangkan untuk vaksin dosis kedua dengan vaksin booster, disarakan berjarak setidaknya 6 bulan. Anda harus paham terkait aturan ini agar tau kapan harus mendapatkan vaksin tersebut.
Sekarang di semua puskesmas sudah disediakan layanan vaksinasi gratis yang bisa Anda semua manfaatkan. Tak ada alasan untuk tidak vaksin karena saat ini segala kemudahan sudah dilakukan oleh pemerintah. Hanya saja, Anda harus tahu jadwal detail terkait vaksinasi terlebih dahulu sehingga bisa disesuaikan dengan kondisi kesehatan. Selain itu Anda juga bebas memilih mau vaksin apa (sesuai jadwal vaksinasi). Ingat, kuota harian vaksinasi di puskesmas biasanya disesuaikan dengan adanya stok vaksin.
Selain Vaksin, Menerapkan Protokol Kesehatan Juga Penting
Setelah mendapatkan vaksin lengkap, bukan berarti Anda bisa bebas seenaknya saja tanpa menerapkan protokol kesehatan ya. Jadikanlah tren penerapan protokol kesehatan sebagai bagian dari kebiasaan sehari – hari. Mau tidak mau, suka tidak suka, besar kemungkinan virus covid 19 akan hidup berdampingan dengan seluruh umat manusia di dunia, mengingat penyebarannya semakin cepat dan luas. Sampai saat ini masih banyak negara yang kuwalahan dalam menghadapi lonjakan kasus harian yang kian membeludak.
Untuk itu, disiplin menggunakan masker yang benar sesuai aturan, rutin membersihkan tangan dengan sabun dan air mengalir, memahami jarak aman saat berada di luar, serta menghindari berbagai keramaian yang memicu kerumunan, masih sangat efektif dalam membantu menekan angka penyebaran covid 19.
Jika Anda Non Lansia dan Belum Mendapatkan Vaksin, Kurangi Mobilitas
Mobilitas yang padat, menjadi salah satu faktor pemicu penyebaran covid 19 yang lebih cepat. Bagi Anda yang termasuk dalam kelompok non lansia dan belum menerima vaksin, agar tak tertular virus covid 19, mengurangi mobilitas terlebih dahulu adalah salah satu keputusan terbaik. Melihat data kematian yang dirilis Kemenkes dari kelompok tersebut yang tinggi, bisa Anda jadikan pertimbangan lebih lanjut. Dominasi kematian terbesar justru berasal dari kelompon non lansia dan tanpa komorbid karena sebagian besar dari mereka memang belum menerima vaksin sama sekali.
Sudah Vaksin Lengkap Tapi Masih Terpapar, Manfaatkan Telemedisin
Telemedisin merupakan aplikasi berbasis online untuk melakukan konsultasi dengan para dokter dan tenaga kesehatan terkait dengan perawatan covid 19. Selain itu, Anda juga bisa mendapatkan obat tanpa harus keluar rumah melalui layanan online tersebut. Pemerintah dan Kemenkes, berupaya untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan dengan cara online tersebut agar mereka yang hanya bergejala ringan atau tanpa gejala bisa dengan nyaman mendapatkan perawatan di rumah.
Sedangkan untuk kuota di rumah sakit, difokuskan untuk mereka yang mengalami gejala sedang, gejala berat hingga kritis. Sehingga perawatan kepada yang lebih membutuhkan bisa dilakukan dengan maksimal.
Wajib Punya, Alat Sterilisasi Ruangan Pembunuh Virus Covid 19
Selanjutnya untuk lebih meminimalisir potensi penyebaran virus covid 19, Anda juga bisa menggunakan alat sterilisasi ruangan yang diletakkan di dalam rumah dan area perkantoran (tempat kerja).
Keberadaan alat sterilisasi ruangan, terbukti banyak membantu banyak orang dalam menekan angka penyebaran virus covid 19. Misalnya saja kluster rumah hingga kluster kantor yang kini kian membaik. Ini artinya, alat sterilisasi ruangan bisa bekerja dengan baik dalam upaya membantu membunuh virus covid 19 hingga ke tempat – tempat tersulit di dalam ruangan.
Alat sterilisasi ruangan paling direkomendasikan merupakan hasil dari perusahaan Kyoto Indonesia bernama Kyoto Metafirst. Alat sterilisasi ruangan ini adalah satu – satunya yang sudah dilengkapi dengan kemampuan membunuh virus covid 19. Tak ada satu pun alat sterilisasi ruangan lain yang mempunyai kemampuan yang sama dengan Kyoto Metafirst. Kebanyakan hanya untuk memaksimalkan sirkulasi udara dalam ruangan dan juga membersihkan udara saja.
Selain aman dan ramah lingkungan, Kyoto Metafirst juga sudah dibekali dengan fitur – fitur terkini sehingga mudah dalam proses perawatan hingga saat hendak membersihkannya. Dari segi harga pun sangat terjangkau jika dibandingkan dengan kemampuan yang ditawarkan. Kyoto Metafirst bisa menjadi salah satu cara investasi kesehatan jangka panjang. Mengingat kondisi pandemi masih belum bisa diprediksikan berakhir sampai kapan.
Bagaimana cara pemesanan produk Kyoto Metafirst?
Anda bisa langsung menghubungi nomor telepon berikut ini +62 819-870-034 atau bisa memanfaatkan fitur chat melalui Whatsapp resmi Kyoto Indonesia. Setelah Anda pesan, kami akan segera melakukan pengiriman. Tak perlu keluar rumah, tinggal duduk manis dan bersantai, produk akan segera Anda terima.