Gejala covid 19 varian omicron pada anak, ternyata menunjukkan ciri khas tersendiri jika dibandingkan dengan varian – varian sebelumnya. Berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh para peneliti dan para ahli, ternyata gejala omicron pada anak tersebut ialah adanya batuk parau (croup).
Croup sendiri memiliki penjelasan ilmiah yakni suatu kondisi dimana terjadi infeksi napas atas yang membuat saluran pernapasan menjadi terhalang sehingga menyebabkan munculnya batuk dengan suara parau.
Dilansir dari CNN Indonesia berdasarkan penjelasan dari Ashley Keilman (Dokter Spesialis Anak) bahwa sebagai besar pasiennya yang menunjukkan gejala batuk bersuara parau, setelah dilakukan tes lebih lanjut, ternyata dalam kondisi positif covid 19 varian omicron. Gejala tersebut ternyata sebelumnya luput dari pengamatan selama lonjakan kasus pada fase awal.
Sebagian besar penyebab utama munculnya batuk parau adalah karena adanya infeksi oleh virus pernapasan parainfluenza. Infeksi tersebut menyerang saluran udara atas sehingga meradang dan membuat penderita mengalami kesulitan bernapas. Kondisi ini kebanyakan ditemukan pada pasien anak – anak, karena memang cenderung memiliki saluran napas lebih kecil jika dibandingkan dengan ukuran saluran napas orang dewasa.
Kemudian, terjadinya peradangan tepat pada bagian kotak suara, saluran bronkial dan tenggorokan, memicu anak – anak mengeluarkan suara keras saat batuk. Suara batuk yang keras tersebut dianggap lebih mirik dengan gonggongan anjing laut. Ditemukan gejala lain seperti suara siulan dengan nada tinggi (stridor) saat anak sedang bernapas.
Untuk beberapa kasus yang diamati, beberapa gejala omicron pada anak tersebut ternyata akan hilang dengan sendirinya dalam kurun waktu 5 hari. Namun, ada juga beberapa kasus yang membutuhkan perawatan lebih lanjut di rumah sakit. Sistem kekebalan tubuh pada anak menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut.
Studi yang Dilakukan oleh Para Ilmuan
Beberapa studi yang sudah dilakukan oleh para ilmuan juga membuktikan terkait banyaknya anak – anak yang mengalami batuk parau merupakan gejala omicron pada anak. Setidaknya dari studi tersebut menunjukkan sekitar 48,2 persen anak dinyatakan positif terinfeksi virus covid 19 varian omicron saat mengalami batuk parau. Sedangkan pada varian sebelumnya yakni varian delta, hanya 2,8 persen anak dinyatakan positif covid 19 saat mengalami batuk parau. Perlu Anda pahami, jika anak sampai menunjukkan batuk parau yang cukup parah, besar kemungkinannya jika anak tersebut membutuhkan dukungan perawatan ICU.
Kemudian ada juga studi yang dilakukan di salah satu daerah yang berada di Afrika Selatan, setidaknya ada 2,4 persen anak – anak yang berada di rentang usia di bawah 13 tahun harus mendapat perawatan yang lebih intensif di rumah sakit karena terpapar virus covid 19 varian omicron setelah dinyatakan mengalami batuk parau.
Jika mulai muncul croup, kapan harus ke dokter?
Saat anak mulai menunjukkan beberapa gejala seperti sesak napas, suara serak, suara napas kasar, batuk keras dengan suara layaknya gonggongan (di malam hari biasanya akan memburuk), segeralah untuk membawanya ke dokter agar mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Apalagi jika disertai dengan adanya demam tinggi yang mana tidak ada perkembangan sama sekali setelah berlangsung dua hari. Pemeriksaan sedini mungkin dianggap jauh lebih aman untuk mencegah terjadinya perburukan pada kondisi kesehatan anak.
Wajib Anda waspadai, ternyata ada beberapa kasus yang menunjukkan saat anak terserang croup, ditemukan adanya pembengkakan pada bagian saluran napas yang berat. Hal ini memicu timbulnya sesak napas yang semakin bertambah parah. Jika dibiarkan tanpa adanya penanganan lebih lanjut, kondisi anak akan semakin berbahaya. Disarankan untuk segera membawanya ke IGD jika muncul beberapa gejala lain sebagai berikut :
- Bagian kulit yang ada di sekitar kuku, hidung, mulut mulai berubah warna menjadi kebiruan
- Anak menunjukkan wajah mengantuk karena kelelahan
- Anak lebih sering rewel dan tampak gelisah
- Produksi air liur semakin bertambah banyak
- Kesulitan saat menelan makanan dan minuman
- Suara menunjukkan nada yang lebih tinggi
Tindakan dan Pengobatan Croup pada Anak
Tindakan dan pengobatan croup yang terjadi pada anak, biasanya disesuaikan dengan level keparahan yang dialami anak tersebut. Level keparahan bisa dilihat dari beberapa gejala yang ditunjukkan oleh anak. Perawatan yang seringkali dilakukan antara lain seperti :
1.Perawatan Mandiri
Anak yang sedang mengalami croup, bisa mendapatkan perawatan mandiri di rumah. Dengan catatan, anak tersebut hanya menunjukkan gejala – gejala ringan saja. Beberapa perawatan mandiri di bawah ini bisa dijadikan pedoman :
- Memberikan paracetamol kepada anak, saat anak menunjukkan gejala demam
- Lebih baik temani anak dengan tidur bersama anak agar bisa melakukan pemantauan secara langsung dan jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan seperti kondisi semakin memburuk, akan lebih cepat untuk mengambil tindakan.
- Pastikan rumah tak ada debu yang beterbangan dan bebas dari asap rokok. Jika ayahnya merupakan perokok aktif, ada baiknya untuk sementara waktu tak merokok di lingkungan rumah.
- Pastikan ruang tidur anak mempunyai udara yang lebih segar dan juga bersih. Bisa dengan memaksimalkan sirkulasi udara.
- Tidak disarankan untuk memberikan anak obat flu yang dibeli tanpa resep dokter di pasaran, karena akan percuma.
- Pastikan anak Anda bisa beristirahat dengan nyaman
- Untuk anak yang masih membutuhkan ASI, pastikan Anda bisa memenuhi kebutuhan ASI. Sedangkan anak yang sudah lepas dari ASI, Anda bisa berikan air putih, buah – buahan dan sup.
- Sesekali, Anda bisa membuat anak dalam posisi duduk tegak dengan tujuan untuk membantu memudahkan proses bernafas.
- Pastikan anak dalam kondisi yang tenang dan nyaman selama bersama Anda. Karena jika sampai menangis tanpa henti, akan semakin memperburuk kondisinya terutama pada saluran pernapasan.
2.Perawatan Medis
Anda bisa membawa anak untuk diperiksakan ke dokter, jika selama dua hari mendapatkan perawatan di rumah, tapi tak menunjukkan perkembangan sama sekali. Bisanya, dokter akan memberikan resep obat yang termasuk dalam kategori kortikosteroid seperti dexamethasone. Obat ini akan membantu meringankan kondisi pembengkakan yang terjadi di bagian saluran pernapasan. Namun jika ada dugaan lain penyebab croup pada anak tersebut merupakan infeksi bakteri, biasanya dokter akan memberikan resep antibiotik.
Selanjutnya jika ditemukan adanya gejala lain seperti sesak napas, dokter akan memberikan resep tambahan berupa nebulizer dengan tujuan agar napas sang anak bisa membaik. Pertimbangan untuk rawat inap pun juga akan dilakukan jika dokter menemukan ada beberapa gejala berat yang dialami oleh anak agar mudah dipantau langsung oleh dokter dan pihak medis lainnya.
Mencegah Omicron Pada Anak dengan Alat Sterilisasi Ruangan
Ingat sterilisasi ruangan sangat penting untuk menjaga kebersihan udara dan menyegarkan ruangan. Tak hanya itu saja, yang paling penting adalah membuat virus – virus yang terbawa ke ruangan tersebut mati. Kyoto Metafirst yang merupakan alat sterilisasi ruangan dengan teknologi canggih, juga mampu membasmi virus covid 19 varian omicron sehingga gejala omicron pada anak bisa dicegah sedini mungkin. Untuk informasi produk lebih lanjut, bisa langsung chat via Whatsapp.